Lampung Tengah – Tensi Politik masa kampanye dua Paslon di Pilkada Lamlung Tengah, mulai memanas beberapa hari terakhir. Usai dua kubu pendukung kedua paslon saling membalas serangan, baik di media daring maupun di media sosial.
Hal itu berawal dari tanggapan pengamat pemerintahan dan politik, Rosyim Nyerupa yang menyebut Cabup 02, Ardito Wijaya tidak paham aturan Pemerintahan dan janji ke masyarakat untuk mengembalikan insentif kepada Babinsa, Babinkamtibmas, guru honorer, dan marbot masjid tidak realistis.
Sementara kubu tim 02, melalui Amir Faisal Sanjaya membalas pernyataan Rosyim tersebut dimasa kepemimpinan Bupati Musa Ahmad, pemberian inentif yang dimasud justru berhenti.
Menanggapi hal itu Rosyim kembali memberikan reaksi pemahaman kepada kubu 02, khususnya untuk Amir Faisal Sanjaya. Dimana menurut Rosyim kubu 02 tidak memahami mengapa insentif itu di era Bupati Musa Ahmad dan Wakilnya Ardito Wijaya dihentikan?.
“Tentunya Ardito Wijaya paham dan mengetahui apa alasan Bupati Musa Ahmad tidak lagi menggulirkan insentif itu, karena Ardito Wijaya saat itu menjabat sebagai Wabup,” tegas Rosyim, Kamis malam (03/10).
Saya yakin lanjut Rosyim, bahwa Ardito sebagai Wabup pada saat itu sangat memahami kondisi 3 tahun silam itu. Artinya kalau beliau menjadikan pembayaran insentif itu sebagai program unggulan saat kampanye, perlu kita pertanyakan memori ingatan seorang Ardito Wijaya.
Dimana Rosyim membeberkan kondisi pada awal pemerintahan Musa Ahmad di tahun 2020 lalu yang dihadapkan dengan situasi sangat mengkhawatirkan Dunia umumnya, yaitu serangan virus Covid-19, ditambah anggaran yang terkena imbas adanya PMK 212 yang berakibat 20 persen anggaran untuk Kesehatan dan Pendidikan terpaksa harus dipangkas.
“Artinya harus kita akui bahwa di kepemimpinan Bupati Musa Ahmad kala itu benar- bebar mengkhawatirkan. Dimana Pemerintah Daerah Lamteng, dipaksa memanage keuangan daerah, agar tidak terjadi pemborosan anggaran sehingga semua aspek pembangunan baik Kesehatan maupun infrastruktur tidak bisa berjalan normal. Namun beliau (Musa Ahmad) dapat mengatasi situasi serta mengembalikan kondisi agar dapat lebih baik.
“Saya jelaskan kembali agar tuan Amir Faisal Sanjaya paham dan mengerti apa alasan Pemkab.Lamteng, tidak lagi menggulirkan insentif itu.? Jawabannya, karena hal itu menjadi temuan BPK. Namun insentif itu masih bergulir, namun di ambil alih oleh Pemerintah Desa melalui Anggaran Dana Desa (ADD) dan itu dibenarkan secara aturan,” semoga tuan Amir Faisal paham,” singgung Rosyim.
Disini seorang Pemimpin dituntut untuk berpikir cerdas, sehingga adanya pembagian tugas antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kampung. Dan tidak menutup kemungkinan jika kondisi keuangan daerah sudah stabil nanti, Bupati Musa akan kembali mengambil alih penyaluran insentif tersebut.
“Tidak ada Pemimpin yang mau membuat masyarakatnya sengsara, dimana Pemimpin bekerja untuk kebaikan rakyatnya kok. Kita rasakan saat ini Kab.Lamteng lebih baik dari sebelumnya baik itu pelayanan publik, kesehatan, pedidikan, pertanian, dan lnfrastruktur yang lebih baik dan semua hal itu bisa dirasakan masyarakat saat ini,” ungkap Rosyim.
“Artinya bila lnsentif itu tetap dipaksakan untuk digulirkan, berarti Pemkab.Lamteng melanggar aturan negara melaui pihak BPK. Karena yang dikelola Pemkab itu adalah uang Negara bukan uang pribadi. Dimana pengelolaan keuangan negara inikan ada pengawasannya,” jelasnya.
Jika tuan Amir Faisal Sanjaya mengatakan, didaerah lain masih ada yang berjalan, tentunya objek penilaian tiap daerah berbeda.
Kita sangat memahami bagaimana pemerintah didorong harus cakap dalam mengelola APBD dengan postur yang ada sehingga semua aspek bisa berjalan baik itu Insfrastruktur, kesehatan, pendidikan, sosial, pemerintahan dll bahkan sebanyak 3 ribu sekian guru PPPK yang dibebankan ke pemerintah daerah untuk membayarnya. Dan ini tidak hanya terjadi di Lampung Tengah saja, Tapi didaerah lain juga merasakan dampak Covid-19 dan PMK 212 ini.
Perlu diketahui, 3 sekian tahun diera kepemimpinan musa tidak ada yang namanya para pamong, tunjangan pegawai, pengerjaan proyek begitu juga dengan hal lainnya, tidak ada yang namanya tidak terbayar. Mungkin kita melihat diderah lain, ada yang tertunda pembayarannya. Lampung Tengah masih bisa menepuk dada diantara daerah lainnya.
“Harus kita akui fi masa kepemimpinan Bupati Musa Ahmad telah banyak melalukan berbagai terobosan ditengah masa sulit yang dihadapi, namun sejumlah Prestasi berhasil ditorehkan Musa Ahmad selama menjadi Bupati Lampung Tengah,” terangnya.
Selain itu di tahun 2024 ini, bidang pendidikan, Bupati Musa Ahmad telah memberikan bantuan seragam gratis diperuntukkan bagi siswa baru SD dan SMP sebanyak 5 ribu stell diberikan, Hal ini sebagai salah satu bentuk perhatian Bupati Musa terhadap generasi penerus bangsa, ditambah sedang dibangunnya Universitas Lampung, yang terletak di Terbanggi Besar tepatnya di area terminal Bettan s
Subing.
Belum lagi penuntasan Islamic Centre, Sehingga tahun 2025 dapat digunakan bagi para jamaah haji khususnya di Lamteng, Pembangunan Puskesmas pembantu 11 unit, untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan sampai ke kampung-kampung.
Saat ini Kabupaten Lampung tengah telah meraih predikat UHC (Universal Health Coverage), dimana setiap masyarakat mendapatkan pelayanan gratis di Puskes dan RSUD Demang Sepulau Raya.
“Saya harap dengan sekelumit penjelasan saya ini Tuanku Amir Faisal Sanjaya dapat mengerti,” celetuk aktivis HMI yang biasa disapa Kiay Rosyim ini. (Tim)