Limapuluh Kota, – Mimpi luhur Sekolah Rakyat di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, berubah menjadi mimpi buruk. Janji manis pendidikan berkualitas dan akses merata bagi seluruh lapisan masyarakat kini tinggal puing-puing kekecewaan. Ironi pedih ini menghantam dunia pendidikan, meninggalkan luka menganga di hati masyarakat.
Tanah Hibah Jadi Saksi Bisul.
Lebih dari 10 hektar tanah di Sungai Kumayang telah dihibahkan oleh ninik mamak kepada Pemerintah Daerah. Sebuah pengorbanan besar demi terwujudnya Sekolah Rakyat. Namun, apa yang terjadi? Lahan itu kini hanya menjadi saksi bisu pengkhianatan janji.
Wali Nagari Sungai Kumayang telah meminta kejelasan kepada dinas terkait, namun jawaban yang diterima hanyalah kabut tebal tanpa kepastian.
Tokoh Masyarakat Geram:
Hendri Donal, tokoh masyarakat Sungai Kumayang yang akrab disapa Buya, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kami sudah memberikan usulan dan saran, tapi diabaikan! Dulu dijanjikan pertengahan tahun ini rеаlisasikan, kenapa sekarang masih nol besar? Ada apa ini? Jangan-jangan hanya janji kosong,” ucap Donal
Donal menambahkan, “Seandainya pemerintah daerah mau mendengarkan suara dari bawah, mungkin semua ini tidak akan terjadi.