Padahal, kritik sejatinya adalah cermin. Ia mungkin memantulkan hal-hal yang tidak menyenangkan, tapi di situlah kesempatan bagi seorang pemimpin untuk berbenah. Pemimpin sejati tidak takut pada kritik, justru mencari dan menghargainya sebagai tanda kasih rakyat yang masih peduli.
Namun bila keangkuhan telah menjadi tameng, maka suara jujur akan dipatahkan, dan mereka yang tulus diabaikan. Pada akhirnya, penguasa yang menutup telinga akan kehilangan arah, dan ketika itu terjadi, rakyatlah yang menanggung akibat dari kesombongan yang tak terkendali.
Karena dalam sejarah, kejatuhan banyak penguasa bukan disebabkan oleh lemahnya kekuasaan, melainkan oleh sikap angkuh yang membuat mereka buta terhadap kebenaran.












